Senin, 31 Oktober 2011

Total Commander 8.00 beta 7

Total Commander adalah file manager untuk Windows yang mirip dengan yang terkenal manajer file DOS.

Total Commander dapat menangani arsip seolah-olah mereka subdirektori. Ia juga memiliki ZIP-packer internal yang kompatibel. Fungsi pencarian memungkinkan Anda untuk mencari file di dalam arsip, bahkan untuk teks.

     * Dua file windows berdampingan
     * Dukungan beberapa bahasa
     * Peningkatan fungsi pencarian
     * Bandingkan file (sekarang dengan editor) / menyinkronkan direktori
     * Panel Quick View dengan tampilan bitmap
     * ZIP, ARJ, LZH, RAR, UC2, TAR, gz, CAB, ACE arsip penanganan + plugin
     * Built-in FTP klien dengan FXP (server ke server) dan mendukung HTTP proxy
     * Link port paralel, multi-nama alat
     * Tabbed interface, regular expressions, sejarah favorit tombol +
     * Thumbnail melihat, kolom kustom, pencarian ditingkatkan
     * Bandingkan editor, kursor di lister, terpisah pohon, penebangan, ditingkatkan menimpa dialog, dan lebih

Download Total Commander Klik DISINI

K-Lite Mega Codec Pack 7.90

K-Lite Codec Pack adalah kumpulan filter DirectShow, VFW / ACM codec, dan alat-alat. Codec dan filter DirectShow diperlukan untuk encoding dan decoding format audio dan video. K-Lite Codec Pack dirancang sebagai user-friendly solusi untuk pemutaran semua file audio dan film.

Dengan K-Lite Codec Pack Anda harus dapat memainkan semua format audio populer dan video dan bahkan beberapa format kurang umum.

K-Lite Codec Pack memiliki beberapa keunggulan besar dibandingkan dengan paket codec lain:

     * Ini adalah sering diperbarui. Jadi selalu up-to-date dengan terbaru dan / atau komponen terbaik.
     * Semua komponen telah dipilih dengan cermat untuk tujuan tertentu. Ini bukan hanya sekelompok acak barang dilempar bersama-sama.
     * Hal ini sangat user-friendly dan mudah digunakan.
     * Proses instalasi sepenuhnya disesuaikan, yang berarti bahwa Anda dapat menginstal hanya komponen yang Anda inginkan.
     * Kemampuan kustomisasi bahkan melampaui tingkat komponen. Beberapa komponen yang mampu menangani berbagai format. Anda dapat menentukan komponen yang tepat yang harus menangani format. Pak Dengan demikian dapat sepenuhnya tweak untuk kebutuhan khusus Anda sendiri dan preferensi.
     * Penghapusan instalasi menghapus segala sesuatu yang diinstal oleh kemasan. Termasuk semua kunci registri.
     * Hal ini sangat mudah untuk membuat instalasi tanpa pengawasan sepenuhnya disesuaikan dengan wizard terintegrasi.
     * Ini tidak berisi codec yang buruk, kereta atau tidak stabil.jika anda mau mendownload

 Download K-Lite Mega Codec Pack Klik DISINI

VLC media player

VLC media player adalah pemutar multimedia yang sangat portabel untuk audio berbagai format video serta DVD, VCD, dan berbagai protokol streaming tanpa codec eksternal atau program.

Hal ini juga dapat digunakan sebagai server untuk streaming dalam unicast atau multicast di IPv4 atau IPv6 pada jaringan bandwidth tinggi.

VLC dapat memainkan:

     * MPEG-1, MPEG-2 dan MPEG-4 / DivX file dari hard disk, drive CD-ROM, dan sebagainya
     * DVD, VCD, dan CD Audio
     * Dari kartu satelit (DVB-S)
     * Beberapa jenis jaringan stream: UDP / RTP Unicast, UDP / RTP Multicast, HTTP, RTSP, MMS, dll
     * Dari kartu akuisisi atau pengkodean (pada GNU / Linux dan Windows saja) jika anda mau

Download VLC Media Player Klik DISINI

Download BitDefender LLC

KEAMANAN tak tertandingi
Hay sobat jika anti virus anda kurang bagus untuk mencari/ mendeteksi virus-virus pc ini lah anti virus yang tak tertandingi.

Aktif Virus Control - Monitor perilaku proses saat mereka berjalan untuk mendeteksi virus baru & tidak diketahui
Modus Penyelamatan - Reboot komputer Anda dalam lingkungan yang terpercaya, yang digunakan untuk pembersihan dan pemulihan
Browser virtual - Isolat browser dari sistem operasi di lingkungan BitDefender yang disediakan untuk memblokir ancaman berbasis web
Kerentanan Scanner - Cek untuk hilang atau perangkat lunak keamanan usang serta pengaturan sistem berpotensi tidak aman
Antispam - ​​Stop e-mail yang tidak diinginkan dari mencapai Kotak Masuk Anda
Dua arah Firewall - Monitor koneksi internet Anda dan membuat orang-orang asing dari mengakses koneksi Wi-Fi Anda
Parental Control - Blok konten yang tidak patut, membatasi akses Web antara jam-jam tertentu, dan membantu orang tua jarak jauh memantau aktivitas online anak-anak mereka
DIAM MUTLAK
Autopilot - Menyediakan pengalaman kerumitan-bebas dengan membuat yang optimal berkaitan dengan keamanan keputusan tanpa masukan dari Anda
KHAWATIR-GRATIS sosialisasi
Lindungi diri Anda, dan teman-teman Anda, dari e-ancaman yang berusaha untuk mengeksploitasi kepercayaan Anda telah membangun dengan mereka.
LENGKAP SPEED
BitDefender 2012 mengambil "pemindaian dijadwalkan" untuk tingkat yang baru, sebagai scanning hanya terjadi ketika sistem Anda siaga.
Pindai Dispatcher - Pemicu sistem scan ketika penggunaan sumber daya turun di bawah ambang batas tertentu untuk menghindari dampak pada kinerja sistem anda
Tune-Up - Menghapus file yang tidak perlu dan entri registri, untuk kinerja yang optimal
AMAN CADANGAN
BitDefender Total Security dilengkapi dengan 2 GB gratis, ruang online yang aman untuk cadangan file penting Anda.
Safebox - Secara otomatis mem-backup file dan folder ke server jauh yang aman dan memungkinkan sinkronisasi file antara komputer Anda.

Jika anda kurang jelas silahkan Baca informasi lebih lanjut tentang BitDefender Total Security 2012.
untuk Download BitDefender Total Security 2012 Klik DISINI

Cara Membuat Tema HP Nokia dan Sony Ericsson secara offline

Cara Membuat Tema HP Nokia dan Sony Ericsson secara offline.

Seru ‘kan kalau punya tema hp kreasi sendiri. Tapi gimana yach caranya?. Tenang, tentu saja ada. Kalau kamu browsing buat cari tahu tentang cara membuat tema HP sendiri, mungkin kebanyakan dari kalian hanya dapat info pembuatan secara online di website-website tertentu bukan?. Nah, kalau kamu lagi pusing nyari-nyari cara menbuat tema kreasi sendiri tanpa harus online. Kamu gak salah deh kalau lagi baca artikel ini!. Karena kali ini aku akan kasi tahu software yang bagus untuk membuat tema hp sendiri.

Perkenalkan, "mTC (my Theme Creatore)", ini dia software yang bisa kamu gunakan untuk membuat tema kreasi sendiri. Tetapi software ini hanya untuk hp Nokia dan Sony Ericsson saja. dan kamu juga harus punya yang satu ini “Java for Windows”.

Ok, tanpa basa-basi lagi kita langsung aja ya!

Install “Java for Windows” dan kemudian “mTC”. Tapi pada saat menginstall "mTC" kita harus dalam keadaan terhubung atau online.

Setelah proses install selesai mulai deh buat tema kamu sendiri.

Buka software mTC-nya.



(misalkan kita menggunakan nokia 6300). Klik menu “device selection” untuk memilih tipe hp yang kamu mau. Klik dua kali pada tipe hp mana yang kamu inginkan.

setelah itu. Kamu bisa klik menu ”Theme Settings” untuk mengatur background, warna font, garis dll.



Nah, ini nih bagian sulitnya. kalau ukuran gambar background yang kita gunakan belum disesuaikan dengan ketentuan background pada tema, tema bisa saja menjadi rusak dan tidak bisa digunakan. Tapi tenang aja, karena pada software mTC ini, sudah disediakan menu untuk mempermudah kita mengatur ukuran gambar.

Dari "Theme Settings" pindah ke menu "Graphics Editor" untuk mengatur ukuran gambar agar sesuai.

Caranya:

Tema hp ‘kan memiliki beberapa tampilan seperti tampilan depan. Tampilan menu. Tampilan sms, pemutar music, radio dll, (coba lihat gambar di atas).

Semua itu akan kita rubah backgroundnya dengan gambar yang kita inginkan. Mau pake foto-foto kamu?. Tetu saja juga bisa.

Misalkan kita ingin mengubah background pada pemutar musik.



Tinggal pilih "image layout" untuk menentukan bagian mana yang backgroundnya mau kita ubah. Contohnya pilih ”(radio_audio_bg)_audio_bg”, untuk mengubah background pada tampilan pemutar musik dengan gambar yang kita mau. Caranya klik “open” untuk mencari gambar lalu klik “open” lagi untuk membuka gambar. Kemudian, Pada menu "adjustments", pilih "Resize (Scale to Fit)" untuk menyesuaikan ukuran gambar. Setelah itu pilih "Save Image & Apply" untuk menyimpan gambar dan kemudian menggunakannya sebagai background pada tampilan pemutar musik tadi.

Contoh hasilnya seperti ini:



Gunakan cara yang sama pada tampilan lainnya seperti tampilan radio, sms, softkey (background tombol kunci Options, menu, exit) dll. Oh iya, simpan gambar dengan nama yang berbeda-beda. Karena, kalau gambarnya beda tapi nama filenya sama. Gambarnya akan jadi sama semua.

Setelah semua sudah diatur untuk finishingnya tinggal simpan saja tema yang telah kamu setting. Klik File kemudian klik save as lalu klik save untuk menyimpan tema ditempat yang kamu inginkan. Lalu coba masukkan ke hp kamu dan kemudian terapkan temanya.

Kalau belum ngerti coba latihan beberapa kali, pasti kamu akan memahami dengan sendirinya. Ok.

kamu juga bisa download contoh tema (Death_Note) yang kubuat DI SINI. sekalian nambah-nambah tema. lumayan 'kan download gratis.

Sekian dulu yach!!!.

Selamat Mencoba, Semoga Berhasil, dan Semoga Bermanfaat!!!

dan, jangan lupa doakan supaya aku dan teman-temanku semua lulus SMK yach!!!.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Download Windows Blinds

WindowBlinds adalah utilitas perangkat lunak yang memungkinkan Anda untuk sepenuhnya mengubah tampilan dan nuansa dari Microsoft Windows.

Ia bekerja dengan menerapkan gaya visual baru, yang disebut kulit, di seluruh user interface (bar judul, tombol push, start menu, taskbar, dll) dari sistem operasi. Akibatnya, Anda mendapatkan kontrol penuh atas cara Windows terlihat.

Sebagai baik sebagai seseorang mungkin berpikir Windows terlihat, itu adalah satu ukuran cocok semua solusi. WindowBlinds memberikan ribuan pengguna tampak baru untuk memilih dari.

Dengan kulit, WindowBlinds dapat mengubah tampilan dari:

     * Judul bar
     * Batas
     * Mulai Bar
     * Kemajuan animasi
     * Explorer Tampilan
     * Dan hampir setiap bagian lain dari Windows!

Download WindowBlinds Klik DISINI

Menggugat Pembantaian Rawagede

Posted on by indra berbagi ilmu

Sekitar 431 warga Rawagede dibantai Belanda pada 1947. Mereka berhak sebagai korban PD II?

VIVAnews –  Dia sudah cukup renta. Pada usia 87 tahun, dengan geligi tandas dan langkah agak limbung, Saih bin Sakam menyimpan kenangan buruk itu. Dia bersyukur, selamat dari pembantaian keji Belanda di Rawagede, Karawang, Jawa Barat, 64 tahun silam. Tapi Saih tak pernah lupa.
Dengan sisa kekuatannya—bahkan untuk memakai sepatu dia harus dibantu orang lain, Saih pergi ke Belanda pada November tahun lalu. Junito Drias dari Radio Nederland, sempat merekam lawatan Saih ke negeri yang pernah merampas hidup keluarganya itu. “Saya tak dendam,” ujar Saih. Wajahnya penuh kerut. Pecinya sedikit melorot.
Mengenang kembali proklamasi Republik Indonesia 66 tahun silam, tentu kisah Saih ini patut kembali disimak. Dia adalah saksi dari pembantaian keji, sebuah kejahatan perang Belanda di Indonesia: 431 warga Rawagede tumpas. Termasuk ayah, dan kawan-kawan Saih.
Sebagai saksi tragedi Rawagede, Saih ingin menuntaskan hal mengganjal itu dalam sisa hidupnya. “Daripada kepikiran terus, yang penting Belanda minta maaf kepada Indonesia,” ujar Saih dalam rekaman video Radio Nederland itu.
Kisah itu bermula 9 Desember 1947, tatkala Belanda melancarkan agresi ke republik Indonesia yang masih muda. Sekitar 300 serdadu Belanda menyerbu Rawagede, kampung petani miskin yang jadi basis gerilyawan republik.
Dipimpin Mayor Alphons Wijnen, ratusan serdadu Belanda menyisir desa itu. Tak satu pun jejak gerilyawan ditemukan. Warga juga bungkam. Murka oleh pembangkangan itu, Wijnen memaksa semua lelaki di atas 15 tahun berkumpul di lapangan. Matahari belum tinggi saat itu. Warga pun berbaris di lapangan.
Para serdadu itu tiba-tiba mengokang senjata. Lalu, trat-tat-trat-tat. Peluru melesat, ratusan warga roboh bersimbah darah. Ada yang mencoba lari, tapi peluru laknat itu lebih cepat ketimbang kaki-kaki kurus para petani.
Saih bin Sakam lolos dari maut. Dia hanya terluka di punggung, dan tangan. Kepada Radio Nederland, Saih menunjukkan bekas luka tembak itu. “Diberondong peluru di badan seperti ini”, ujar Saih. Di punggung, ada bekas lingkaran hitam. “Belum puas kali, maka saya ditembak lagi di bagian tangan,” ujar Saih.
Menurut dia, korban pembantaian hari itu hanya kaum lelaki. Kebanyakan pemuda. Para perempuan dan anak-anak, selamat. (Baca detil kisah pembantaian di Yang Terserak di Rawagede)
Mencari Lukas

Apa yang dicari Belanda di Rawagede?  “Mereka mencari Kapten Lukas Kustario,” ujar sejarawan dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Dr Baskara Wardaya kepada VIVAnews, pekan lalu di Yogyakarta. Lukas adalah  komandan kompi Siliwangi .
Dijuluki “Begundal Karawang”, Lukas memang orang paling diuber Belanda.  Ulahnya memusingkan. Dia kerap menyerang pos militer. Dia memimpin pasukannya membajak kereta api, menggasak senjata, dan amunisi kumpeni.
Rawagede sendiri adalah jalur lintasan para gerilyawan. Berbagai laskar rakyat singgah di sana. Juga para begundal dan perampok.” Lukas adalah target Belanda,” kata Baskara. Rakyat Rawagede sendiri membela gerilyawan itu.
Itu sebabnya, kata Baskara, mereka bungkam. Karena bungkam itu, Belanda marah.  “431 orang dibunuh. Ada beberapa yang lolos, dan pura-pura mati.  Mereka lalu menceritakan peristiwa itu,” kata Baskara menambahkan.
Saih pergi ke Belanda atas undangan Komite Kehormatan Utang Belanda. Dia sebetulnya ingin bertemu Ratu Belanda saat ini, Beatrix. “Kepinginnya sih Ratu bertemu, dan minta maaf. Tapi yang penting, berjabat tangan. Kita kan juga berterima kasih, dan saya memaafkan,” kata Saih. Sayang, untuk alasan yang kurang jelas, Ratu Beatrix  menolak bertemu Saih.
Selain Ratu Beatrix, Saih juga ditampik oleh parlemen Belanda dari Komisi Luar Negeri. Tak jelas juga alasannya.  Namun ada yang melegakan: Saih boleh bercerita kepada anak-anak sekolah di Kota Gronigen, Belanda Timur Laut.
Kepada anak-anak SD,  Saih bercerita bahwa dia tak akan menggugat tentara Belanda. Dia ingin Belanda minta maaf kepada Indonesia, dan membayar ganti rugi. Para pelajar itu terperanjat. Mereka tak menyangka Belanda pernah sekejam itu.
Kadaluwarsa?

Tapi, belum lagi sampai cita-citanya itu, Saih bin Sakam meninggal pada 7 Mei 2011. Dialah korban terakhir tragedi Rawagede yang masih hidup sampai abad ke-21. Dia pergi, justru saat Belanda mulai membuka kasus itu di pengadilan.
Para kerabat korban pembantaian itu terus melaju (Lihat kronologinya di Infografik: Banjir Darah di Rawagede). Pada 20 Juni 2011, mereka menuntut Belanda, melalui pengadilan di Den Haag. Tujuannya, Belanda harus mengakui adanya pembantaian, meminta maaf, dan memberi ganti rugi.
Meski tak disuarakan resmi, Pemerintah Indonesia kabarnya mendukung langkah korban pembantaian Rawagede itu.
Dukungan pemerintah itu diungkapkan Ketua Yayasan Rawagede Sukarman kepada VIVAnews, di Rawagede, Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, Karawang pekan lalu. Sukarman adalah cucu salah satu korban. Ia telah bolak-balik ke Den Haag mengikuti proses pengadilan kasus Rawagede di Pengadilan Belanda.
Menurut Sukarman, sebelum menggugat ke Belanda 15 Agustus 2008 lalu, mereka meminta izin ke Komisi I dan Komisi III DPR, serta ke MPR. “Kami juga diundang ke Departemen Luar Negeri, dan langsung dihubungkan ke Biro Eropa. Mereka katakan, lanjutkan tuntutan itu,” ujar Sukarman.
Selama proses gugatan itu pun, Sukarman dibantu oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda. Sidang kasus itu dibuka 20 Juni 2011. Penggugat adalah sanak saudara korban Rawagede. Tergugat  adalah pemerintah Belanda.
Perang argumen pun muncul di meja hijau. Pengacara pengugat adalah Liesbeth Zegveld. Dia aktif membela kasus hak-hak azasi manusia internasional, termasuk kejahatan kemanusiaan di Srebrenica, Bosnia.
Di sidang itu, Zegveld bercerita seperti halnya kesaksian Saih bin Sakam. Komite Utang Kehormatan Belanda juga menuntut ganti rugi bagi korban Rawagede. Ada juga sengketa soal jumlah korban. Penggugat mengatakan yang tewas 431 orang. Belanda dalam Nota Ekses 1969, mengatakan hanya 150 orang.
Selain itu, fakta baru diajukan oleh penggugat, berupa dokumen korespondensi. Disebutkan, para petinggi Belanda tak meragukan Wijnen bersalah. Jenderal Simon Spoor menulis surat kepada jaksa agung, bahwa Pengadilan Militer akan menghukum Mayor Wijnen. Tapi, Jaksa Agung tak jadi menggugat Wijnen. Alasannya, kasus itu ‘tak ada lagi campur tangan, dan perhatian asing’.
Zegveld menilai para janda yang suaminya dibunuh militer Belanda di Rawagede, diperlakukan tak adil. Ini jika dibandingkan korban kejahatan perang dunia kedua terhadap Yahudi. Hak mereka sebagai korban perang dunia kedua diakui, dan menerima ganti rugi. “Ada kebiasaan Belanda tak menolak tuntutan korban perang dunia kedua hanya karena kadaluwarsa. Kebijakan ini juga harus berlaku bagi janda dari Rawagede,” ujar Zegveld, seperti dikutip Radio Nederland.
Sebelumnya, pengacara Belanda GJH Houtzagers mengatakan kasus pembunuhan oleh serdadu Belanda itu sudah kadaluwarsa. Lagipula,  korban selamat terakhir, Saih bin Sakam, telah meninggal Mei lalu. Houtzagers juga memberi argumen lain. Katanya, ada kesepakatan Belanda dan Indonesia pada 1966. Isinya, kedua pihak setuju mengakhiri sengketa keuangan.
Houtzagers mengingatkan Indonesia dan Belanda kini bekerjasama dalam banyak hal. “Belanda membantu tak saja desa Rawagede, tapi juga wilayah lain. Kedua negara memandang ke depan, membangun masa depan bersama, dan bukan melihat masa lalu,” kata Houtzagers.
Pintu ke kasus lain
Yang menarik, kata Zegveld, jika kasus Rawagede menang di pengadilan. Dampaknya positif bagi korban aksi militer Belanda lainnya di Indonesia. Mereka bisa menuntut ganti rugi juga.
“Kami ingin memberi tahu kepada masyarakat Belanda kejadian sebenarnya. Ini bukan kasus Rawagede saja. Di Sulawesi Selatan ada pembantaian Raymond Westerling, ada juga kasus Kaliprogo di Jawa Tengah, Gerbong Maut di Bondowoso, dan sebagainya”, kata Jeffry Pondaag dari Komite Utang Kehormatan Belanda.
Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda, Batara R Hutagalung sepakat. Dia mengatakan banyak aksi pembantaian Belanda sekitar 1945-1950 di Indonesia yang tak terungkap di dunia internasional. Ironisnya, Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) justru bermarkas di Den Haag, Belanda.
Batara yakin, jika Belanda konsisten, maka kasus ini bisa menang. Dia mengajukan contoh. Dua tahun lalu, ada bekas tentara Jerman dijatuhi hukuman seumur hidup. Dia membantai empat warga sipil di Belanda semasa perang. “Dia dihukum karena membunuh empat orang. Maka logikanya, yang membantai puluhan ribu bisa dimajukan ke pengadilan internasional. Itu sebabnya kami mengajukan kasus Rawagede,” kata Batara kepada VIVAnews.
Berhasilkah gugatan dari Rawagede? Hakim Pengadilan Den Haag mengatakan masih mempelajari pleidoi kedua pihak. Mereka segera memberi putusan dalam waktu 90 hari, atau pertengahan September 2011 ini.

Proklamasi 17 Agustus 1945


Proklamasi 17 Agustus 1945
 
Pagi itu di jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, sudah dipenuhi dengan orang-orang yang berharap peristiwa besar akan terjadi. Jumat, 17 Agustus 1945, halaman rumah di jalan Pegangsaan Timur no.56 menjadi tempat berkumpulnya para pemuda. Sebuah tiang menjadi tatapan dan mereka berharap mimpinya akan berkibar di ujung tiang itu.

Seseorang memasuki halaman, lalu menuju ke dalam rumah. Sejenak ia mendapatkan keheningan, waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Lalu ia memasuki sebuah kamar dan mendapatinya sedang tertidur pulas. Pelan-pelan ia mengusap kaki seseorang yang terlihat lelah. Lelaki itu baru pulang pagi tadi dari Rengasdengklok.

Lelaki itu terbangun dan memandangnya. Senyumnya begitu lemah, terucap kata, “pating greges.” Tamu yang disapanya memberikan obat, setelah memeriksa ada panas di tubuh lelaki yang dibangunkannya.

Dialah seorang dokter bernama dr. R. Soeharto, dan lelaki yang mengatakan dirinya tak enak badan itu adalah Soekarno. Lalu atas persetujuan Soekarno, sang dokter memberinya sebuah suntikan chinine-urethan intramusculair. Lalu Soekarno melanjutkan tidurnya sejenak.

Pukul 9.30 pagi, Soekarno terbangun, tubuhnya terlihat lebih sehat. Ketika berjumpa dengan sang dokter, ia meminta agar Hatta segera dipanggil untuk datang.

Dengan berpakaian rapi, mengenakan pakaian serba putih (celana lena putih dan kemeja putih) dengan potongan yang saat itu popular disebut sebagai “kemeja pimpinan” dengan bersaku empat, Soekarno menyambut Hatta dan segera menuju halaman depan rumahnya. Sebuah teks Proklamasi dibacakan.

Inilah sebuah pernyataan kemerdekaan yang sebelumnya di dalam pidatonya Soekarno ada mengatakan “…sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan tanah air di tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib di tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya…”

Puncak perjuangan yang pada akhirnya harus keluar dari mulut Soekarno, sebuah bukti sejarah bahwa ia memang layak mengambil posisi untuk menyatakan itu. Karena sebelum Proklamasi ini terjadi, sebelumnya juga sudah dibacakan dua proklamasi yaitu Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942 dan Proklamasi Cirebon 15 Agustus 1945. Namun kedua Proklamasi ini tidak diakui sebagai buah pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam arti sebagai hari peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942

 
Kekalahan Belanda oleh Jepang, pada Perang di Laut Jawa, membuatnya menjadi gelap mata. Gorontalo dibumi hanguskan yang dimulai pada tanggal 28 Desember 1941. Adalah seorang pemuda bernama Nani Wartabone (saat itu berumur 35 tahun) memimpin perjuangan rakyat Gorontalo dengan menangkapi para pejabat Belanda yang masih ada di Gorontalo.

Bergerak dari kampung-kampung di pinggiran kota Gorontalo seperti Suwawa, Kabila dan Tamalate, mereka bergerak mengepung kota Gorontalo. Hingga akhirnya Komandan Detasemen Veld Politie WC Romer dan beberapa kepala jawatan yang ada di Gorontalo menyerah takluk pada pukul 5 subuh.

Dengan sebuah keyakinan yang tinggi, pada pukul 10 pagi Nani Wartabone memimpin langsung upacara pengibaran bendera Merah Putih di halaman Kantor Pos Gorontalo. Dan dihadapan massa yang berkumpul, ia berkata :

“Pada hari ini, tanggal 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada di sini sudah merdeka bebas, lepas dan penjajahan bangsa mana pun juga. Bendera kita yaitu Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya. Pemerintahan Belanda sudah diambil oleh Pemerintah Nasional. Agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban.”

Selanjutnya Nani Wartabone mengumpulkan rakyat dalam sebuah rapat akbar (layaknya peristiwa lapangan Ikada) di Tanah Lapang Besar Gorontalo untuk menegaskan kembali kemerdekaan yang sudah diproklamasikan.

Namun sayangnya ketika Jepang mendarat di Gorontalo, 26 Februari 1942, Jepang melarang pengibaran bendera Merah Putih dan memaksa rakyat Gorontalo untuk takluk tanpas syarat kepada Jepang.

Kisah Nani Wartabone terlalu panjang untuk diungkapan, walau ia di masa Jepang mengalami patah semangat ketika Jepang tak mau diajak berkompromi hingga akhirnya ia kembali ke kampung halamannya di Suwawa dan hidup sebagai petani.

Saat kekalahan Jepang oleh Sekutu, Jepang bersikap lain. Sang Saka Merah Putih diijinkan berkibar di Gorontalo dan Jepang menyerahkan pemerintahan Gorontalo kepada Nani Wartabone pada tanggal 16 Agustus 1945. Sementara rakyat Gorontalo baru mengetahui telah terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 1945.

Nani Wartabone memimpin Gorontalo untuk masa-masa kelam berikutnya, menghadapi pasukan Belanda yang membonceng Sekutu. Dalam sebuah perundingan di sebuah kapal perang sekutu pada tanggal 30 November 1945, Belanda menangkap dan menawannya. Ia dibawa ke Manado dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan makar pada tanggal 23 Januari 1942 yaitu Proklamasi yang dibacakannya.

Namun di waktu yang berjalan, kekalahan sekutu mengubah nasibnya kelak. Ia kembali ke Gorontalo pada tanggal 2 Februari 1950. Nani Wartabone pada tanggal 6 April 1950 menolak RIS dan memilih bergabung dengan NKRI. Untuk beberapa waktu ia dipercaya sebagai kepala pemerintahan di Gorontalo, hingga Penjabat Kepala Daerah Sulawesi Utara, dan anggota DPRD Sulawesi Utara. Selanjutnya ia memilih untuk kembali tinggal dan bertani di desanya di Suwawa.

Tapi itu juga tak berlangsung lama. Letkol Ventje Sumual dan kawan-kawannya memproklamasikan pemerintahan PRRI/PERMESTA di Manado pada bulan Maret 1957. Ia terpanggil kembali untuk melawan. Namun perlawanan tak seimbang, karena pasukan Nani Wartabone kekurangan persenjataan, hingga mereka memilih untuk bergerilya di dalam hutan, sekedar menghindar dari sergapan tentara PRRI/PERMESTA.

Pada bulan Ramadhan 1958 datanglah bantuan pasukan tentara dari Batalyon 512 Brawijaya yang dipimpin oleh Kapten Acub Zaenal dan pasukan dari Detasemen 1 Batalyon 715 Hasanuddin yang dipimpin oleh Kapten Piola Isa. Bersama pasukan-pasukan dari pusat inilah mereka berhasil merebut kembali pemerintahan di Gorontalo dari tangan PRRI/PERMESTA pada pertengahan Juni 1958.

Proklamasi Cirebon 16 Agustus 1945

 
Kekalahan Jepang tinggal menghitung hari saja, setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Namun karena Jakarta tidak termasuk jalur perang Jepang dengan Sekutu, maka yang terlihat kekuatan bala tentara Jepang masih utuh.

Suasana Jakarta tetap mencekam bagi para kelompok pergerakan. Ada 4 kelompok illegal menurut Maroeto Nitimihardjo yang tampak saat itu, yaitu kelompok Soekarni, Kelompok Sjahrir, Kelompok Mahasiswa dan Kelompk Kaigun.

Kelompok-kelompok itu mendengar Sjahrir meminta Soekarno dan Hatta untuk mempercepat pernyataan Proklamasi sekembalinya Soekarno dan Hatta dari perundingan di Dalat, Saigon dengan Marsekal Terauchi, wakil kaisar Jepang. Namun Soekarno masih menunggu kepastian dari Laksmana Maeda tentang hal kekalahan Jepang tersebut

Hal ini membuat kelompok-kelompok illegal itu marah dikarenakan mereka melihat keraguan Sjahrir selama ini untuk menjalankan kesepakatan bahwa Sjahrirlah yang harus siap memimpin kemerdekaan dikarenakan ia bersih dari pengaruh Jepang. Hingga membuat kelompok-kelompok illegal ini, tidak termasuk Sjahrir bergerak cepat.

Terjadi beberapa pertemuan antara lain di Jalan Cikini Raya 71, di Lembaga Ecykman dan di Laboratorium Mikrobiologi (di samping pasar Cikini). Wikana dan dr. Darwis ditugaskan untuk mendesak langsung Soekarno-Hatta (tanpa perantara Sjahrir) untuk memproklamirkan kemerdekaan yang berujung dengan “penculikan” atau membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Gerak cepat yang tak ragu-ragu ini akhirnya melahirkan sebuah peristiwa di pagi hari di tanggal 17 Agutus 1945 sebagai hari kemerdekaan.

Di waktu yang berjalan cepat dalam ketidak pastian peristiwa, seorang bernama dr.Soedarsono (ayah dari Juwono Soedarsono) datang bertemu Maroeto Nitimihardjo (seperti pengakuannnya di buku berjudul “Ayahku Maroeto Nitimihardjo Mengungkap Rahasia Gerakan Kemerdekaan” karangan Hadidjojo, anak Maroeto) di sebuah ‘pengungsian’ bagi istri dan anaknya yaitu di desa Perapatan, sebelah barat Palimanan, 30 km jauhnya dari Cirebon tempat dr.Soedarsono berasal. Dr.Soedarsono meminta teks Proklamasi yang dibuat Sjahrir yang katanya dititipkan pada Maroeto. Namun Maroeto menyatakan tidak ada.

Hingga dr.Soedarsono menjadi berang dan berkata, “Saya sudah bersepeda 60 kilometer hanya untuk mendengar, Sjahrir tidak berbuat apa-apa. Katakan kepada Sjahrir, saya akan membuat proklamasi di Cirebon.”

Dan akhirnya terkabarlah bahwa Proklamasi itu dibuat dan dibacakan oleh dr.Soedarsono pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 di alun-alun Cirebon yang dihadiri sekitar 150 orang. Sehari sebelum Soekarno membacakan Proklamasi di penggangsaan Timur 56 Jakarta.

Namun kisah yang dipaparkan Maroeto berbeda dengan kisah yang diungkap oleh Des Alwi, anak angkat Sjahrir. Menurutnya, teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono adalah hasil karya Sjahrir dan aktivis gerakan bawah tanah lainnya yang melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dilakukan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus 1945.

Ada sebaris teks proklamasi yang diingat oleh Des Alwi yaitu : “Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah dengan siapa pun juga.

Enola Gay

Posted on by indra berbagi ilmu

DALAM pertemuan di Gedung Putih tanggal 18 Juni 1945, Kepala Staf AD Jenderal George C Marshall mendesak agar Jepang diserbu untuk mengakhiri perang, dan Presiden Harry S Truman juga memberikan persetujuan. Namun, meski mendukung invasi, Marshall juga menyadari kemungkinan jatuhnya korban tentara AS dalam jumlah besar, diperkirakan 69.000 orang dari kekuatan penyerbuan sebesar 190.000.
Enola Gay
Dengan latar belakang seperti itu, pertanyaan yang jelas bisa dikemukakan adalah: ”Perlukah sebenarnya invasi ke Jepang, bahkan dengan tanpa penggunaan Bom-A pun?”
Jadi, apa alternatif untuk memaksa Jepang menyerah, tetapi tanpa invasi? Satu ide yang juga disinggung dalam sidang Gedung Putih tanggal 18 Juni 1945 adalah sekitar hasil Proyek Manhattan, yang menyebut bahwa dua bom atom bisa diperoleh untuk penggunaan operasional pada akhir Juli.
Enola Gay
Mengantisipasi penggunaan senjata revolusioner ini, Angkatan Udara AS pun mempersiapkan pesawat dan perlengkapan lain yang dibutuhkan. Grup Komposit 509 telah diaktifkan sejak Desember 1944 di bawah komando Kolonel Paul W Tibbets Jr, di mana di dalamnya ada Skuadron Pengebom 393 yang diperkuat dengan pengebom jarak jauh B-29 Superfortress, satu-satunya pesawat Amerika yang cukup besar untuk mengangkut Bom-A pertama.
Awak skuadron ini telah berlatih di Wendover, Utah, dan pada bulan April dan Mei 1945 dipindahkan ke North Field di Pulau Tinian di Kepulauan Mariana.
Baik dalam penerbangan latihan maupun familiarisasi ke Jepang, Grup 509 telah menjatuhkan bom bercat oranye berisi 10.000 pon (sekitar 4,5 ton) TNT, yang dari segi bentuk menyerupai Bom-A Fat Man.
Enola Gay
Komite Sasaran pada Proyek Manhattan memberi pilihan kota-kota Jepang yang akan menjadi sasaran Bom-A pertama, yakni Kokura, Hiroshima, Niigata, dan Kyoto. Akan tetapi, Menteri Perang AS Henry L Stimson melarang dilakukannya serangan terhadap Kyoto mengingat kebudayaannya yang antik sehingga kemudian dipilih kota lain.
Seiring dengan itu, berita tentang kemajuan pembuatan Bom-A terus mengalir, termasuk ke Presiden Truman. Ringkas kata, Bom-A telah siap digunakan. Sebagian besar Uranium-235 yang dibutuhkan untuk bom Little Boy diangkut dengan kapal penjelajah Indianapolis ke Tinian pada tanggal 26 Juli. Pada tanggal 2 Agustus muncul perintah operasi top secret Misi Pengeboman Khusus dengan Hiroshima sebagai sasaran primer, Kokura sasaran sekunder, dan Nagasaki sasaran tersier.
Kembali kepada misi pengeboman, misi ini harus merupakan pengeboman visual, mengandalkan pada pengamatan mata langsung, sehingga sebelumnya harus dilakukan penerbangan observasi oleh pesawat cuaca yang juga dari jenis B-29.
Pada Minggu sore, 5 Agustus, ada pemberitahuan bahwa cuaca di atas Jepang mulai cerah dan kondisi Senin pagi akan cerah untuk melaksanakan serangan siang hari secara visual. Dari sejak itu, tampaknya hitung mundur misi telah dilakukan. Awak mendapat brifing terakhir dan semuanya telah disiapkan untuk tinggal landas pra-fajar.
Waktu yang ditetapkan (Jam-J), Senin, 6 Agustus 1945, telah datang. Kolonel Tibbets membawa Enola Gay ke landasan pacu North Field dan dengan suara mesin menderu, pengebom ini tinggal landas pada pukul 02.45. Saat tinggal landas, berat kotor Enola Gay mencapai 65 ton, 8 ton di atas berat pengebom normal B-29, dan itu sebagian karena bom Little Boy sendiri beratnya sekitar empat ton.
Ketika pesawat yang terbang pada ketinggian 31.600 kaki diarahkan ke kota sasaran ini pada pukul 08.06, persiapan untuk menjatuhkan bom Little Boy yang misterius itu pun semakin intens. Semua tampak tegang dan tidak ada yang berbicara, kecuali awak pengebom (bombardier) kepada pilot. Pilot juga hanya menjawab ringkas, ”Roger.”
Tiba-tiba, suara ”Bom telah meluncur (Bomb away)!” terdengar di inter. Bom Little Boy diarahkan ke jembatan di dekat pusat kota.
Begitu bom meluncur, seketika itu juga pesawat membelok tajam. Prosedur ini telah dipraktikkan berkali-kali sebelumnya. Dengan setiap detik berlalu, ketegangan pun meningkat. Apa yang akan terjadi? Apakah senjata baru yang aneh ini akan bekerja? Jawaban yang ditunggu pun sesaat kemudian muncul.
Tepatnya 17 detik setelah pukul 08.15 pagi itu, satu kilatan sinar berwarna putih kebiruan yang murni membutakan karena terangnya dan sangat kuat membelah langit. Itu diikuti dengan tebaran panas yang luar biasa, ledakan bak ribuan petir, dan akhirnya dentuman yang mengguncangkan bumi, diikuti dengan awan debu dan puing yang bergolak membubung hingga ketinggian sekitar 50.000 kaki.
Itulah saat terjadinya apa yang oleh warga Hiroshima yang selamat disebut dengan pikadon, dari ”pika” (kilat), diikuti dengan ”don” (geledek). Bom meledak pada ketinggian di bawah 2.000 kaki atau sekitar 600 meter.
Saat itulah semua orang yang berada di dalam pesawat menyadari bahwa mereka tengah menyaksikan digunakannya senjata baru yang mengerikan, yang bisa dengan mudah mengakhiri perang. Enola Gay lalu terbang memutari Hiroshima yang pasti telah hancur, lalu mulai menjauh. Saat mereka telah berada sejauh 300 kilometer pun, awan cendawan di atas sasaran masih terlihat.
Mereka telah menyaksikan debut senjata atom. Senjata yang kemudian diketahui berkekuatan 17.000 ton TNT itu diperkirakan telah membinasakan wilayah seluas sekitar 11 kilometer persegi dari pusat ledakan (langsung di bawah ledakan bom).
Sekitar 60.000 dari 90.000 bangunan di dalam area 23 kilometer persegi hancur atau rusak berat. Hanya sedikit saja penduduk yang bisa berlindung di tempat perlindungan, dan angka korban tewas yang sebenarnya di Hiroshima tak akan pernah diketahui.
Pihak Jepang berikutnya mencantumkan nama 61.443 orang yang dipastikan tewas di tugu peringatan yang didirikan di pusat ledakan. Tiga hari kemudian, AS melakukan pengeboman terhadap kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.
Kontroversi Bom Atom
Sejarah memang telah terukir, tetapi kontroversi mengenai penjatuhan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki terus berlangsung hingga lama sesudah Perang Dunia II berakhir. Pertanyaan mendasar yang acap dimunculkan tentu saja, ”Perlukah sebenarnya Jepang dibom atom?”
Dr Taro Takemi, yang pernah menjabat sebagai Presiden Himpunan Dokter Jepang, misalnya, satu kali menyebutkan bahwa penggunaan Bom-A Amerika untuk mengakhiri Perang Dunia II ”bisa jadi justru menyelamatkan Jepang”.
Menjelang berakhirnya perang, ia menulis, ”Pihak militer telah membawa Jepang ke tingkat di mana kalau tidak menang, tidak akan menyerah.”
Padahal, menurut keyakinan Dr Takemi, Jepang pasti akan kalah dan banyak orang akan menderita bila Bom-A tidak dijatuhkan.
Bila orang meninjau bahwa Jepang akan mengorbankan seluruh bangsa seandainya tak ada serangan Bom-A, bom itu bisa dianggap sebagai penyelamat Jepang.
Mantan Duta Besar AS untuk Jepang (1961-1966) Edwin O Reischauer dan salah seorang ahli Jepang terkemuka mengatakan, ia ragu sebagian besar rakyat Jepang setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Dr Takemi.
Ia sendiri berpandangan bahwa penggunaan Bom-A merupakan satu kesalahan pada saat itu, tetapi ia sudah berubah pendapat (karena alasan yang sama dengan Dr Takemi).
Seperti dikatakan oleh saksi uji peledakan Trinity, Bom-A sungguh mengerikan sehingga yang bisa ia pikirkan hanyalah implikasi moral bila bom itu digunakan dalam peperangan. Tapi, juga ada yang mengatakan, bukankah bangsa Jepang sendiri yang mengundang digunakannya bom itu. Kalau mereka tak melakukan serangan ke Pearl Harbor, tidak akan ada serangan Bom-A ke Hiroshima dan Nagasaki.

Nazi Jerman di Indonesia

Nazi Jerman di Indonesia

BERKECAMUKNYA Perang Dunia II Teater Asia-Pasifik, yang terjadi di Indonesia, diwarnai kehadiran pasukan Nazi Jerman. Aksi mereka dilakukan usai menyerahnya Belanda kepada Jepang di Kalijati, Subang, 8 Maret tahun 1942, atau 64 tahun silam. Namun, kehadiran Nazi Jerman ke Indonesia seakan terlupakan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
 ships
Kehadiran pasukan Nazi Jerman di Indonesia, secara umum melalui aksi sejumlah kapal selam (u-boat/u-boote) di Samudra Hindia, Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Malaka, pada kurun waktu tahun 1943-1945. Sebanyak 23 u-boat mondar-mandir di perairan Indonesia, Malaysia, dan Australia, dengan pangkalan bersama Jepang, di Jakarta, Sabang, dan Penang, yang diberangkatkan dari daerah pendudukan di Brest dan Bordeaux (Prancis) Januari-Juni 1943.
Beroperasinya sejumlah u-boat di kawasan Timur Jauh, merupakan perintah Fuehrer Adolf Hitler kepada Panglima Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine), Admiral Karl Doenitz. Tujuannya, membuka blokade lawan, juga membawa mesin presisi, mesin pesawat terbang, serta berbagai peralatan industri lainnya, yang dibutuhkan ”kawan sejawatnya”, Jepang yang sedang menduduki Indonesia dan Malaysia. Sepulangnya dari sana, berbagai kapal selam itu bertugas mengawal kapal yang membawa ”oleh-oleh” dari Indonesia dan Malaysia, hasil perkebunan berupa karet alam, kina, serat-seratan, dll., untuk keperluan industri perang Jerman di Eropa.

Tugu Pahlawan Jerman di Lereng Gunung Pangrango

Tugu Pahlawan Jerman di Lereng Gunung Pangrango

Tak banyak orang yang mengetahui bahwa selama penjajahan militer Jepang di bumi Indonesia (1942-1945), beberapa satuan kapal selam Jerman ikut “bercokol” disini untuk membantu Jepang dalam peperangannya melawan Sekutu di Asia (seperti diketahui, Jerman dan Jepang bersekutu melawan Amerika dan kawan-kawan selama berlangsungnya Perang Dunia II). Meskipun peranan mereka nyaris dilupakan dan bahkan tak banyak orang yang mengetahuinya, tapi satuan kapal selam Jerman ini, tak bisa dipungkiri, telah mewarnai salah satu babakan dalam sejarah Indonesia yang paling kelam.
Kapal-kapal selam Jerman (U-boat) bersiaga di samudera Hindia. Itu terjadi dalam Perang Dunia II. Bagi Jerman, itu merupakan sebuah keputusan politik strategis. Memang, kawasan ini jauh dari Jerman dan juga negara-negara taklukannya di Eropa dan Afrika. Yang pasti, armada kapal selam Asia Pasifik yang biasa disebut Wolfpack itu mempunyai jumlah personil terbesar setelah armada milik Jepang sendiri yang berbasis di perairan Indonesia. Penang, Jakarta dan Sabang adalah tempat yang biasa menjadi persinggahannya.
Deutscher_Soldatenfriedhof_in_Indonesia04
Tugu peringatan mengenang armada Jerman yang dihancurkan Inggris tahun 1914 di Deutscher Soldatenfriedhof, Cikopo – Bogor
Teater utama para U-boat tersebut sebenarnya di Atlantik Utara, meskipun sebenarnya satuan U-boat Jerman telah beroperasi di seluruh bagian perairan dunia kecuali Antartika! Meskipun U-boat yang bertugas di Timur Jauh tidak seterkenal yang lain, tapi sebenarnya lingkup tugas mereka membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, juga jumlah U-boat yang banyak. Masalahnya terletak karena ketidakmampuan Jerman bila harus mengirim satuan kapal selamnya ke tempat-tempat yang jauh.
Saat itu teknologi kapal selam belumlah secanggih sekarang. Karenanya, pada akhir tahun 1942 Hitler memutuskan untuk membangun saja pangkalan kapal selam di Asia, dan mulailah berdatangan selusin U-boat yang bertugas untuk menyerang kapal-kapal Sekutu di perairan tersebut, sekaligus menjadi ‘kurir’ mengangkut sumber daya alam mentah yang sangat dibutuhkan Jerman (yang paling utama adalah karet). Kenyataannya, dari total 41 U-boat yang pernah merasakan bertugas di perairan Indonesia, hanya dua yang kembali ke Jerman!
Grup pertama kapal selam Jerman yang berangkat adalah Gruppe Monsun, yang terdiri dari 11 kapal
Awalnya, kehadiran U-boat Jerman di Indonesia menjalani hari-hari yang menyenangkan. Waktu itu situasinya masih sepi dari perang di laut. Setidaknya, happy days itu terasa bila dibandingkan dengan situasi di Samudera Hindia selebihnya. Namun, ketika memasuki tahun 1943, keadaan jadi genting, dan situasinya tak kalah berbahaya bila dibandingkan dengan situasi di Laut Utara.
Jepang menguasai seluruh semenanjung Asia di tahun 1943. Inggris disingkirkan, dan Belanda digusur dari bumi Indonesia. Meningkatlah ketegangan di Pasifik Selatan. Inggris dan Belanda tentu saja tidak rela meninggalkan wilayah jajahan yang telah dikuasainya beratus tahun begitu saja. Mereka berusaha untuk kembali menuntut balas sekaligus berupaya merebut kembali bekas wilayah kolonialismenya. Mereka datang tidak sendiri-sendiri, tapi beserta kekuatan Sekutu lainnya.
Sebagai sekutu Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia Pertama, Jerman konsisten berjuang bahu-membahu. Apalagi musuh yang dihadapinya disini adalah musuhnya juga di Eropa. Tak tanggung-tanggung, Jerman mengirimkan 8 kapal selamnya, U-859 dan UIT-23 (kapal selam eks Italia yang diserahkan untuk Jerman di Singapura, 10 September 1943). Kapal-kapal selam tersebut dipasang di Teluk Benggala sebagai pengaman pintu masuk di Selat Malaka, yang memakai Sabang dan Penang sebagai pelabuhan sandar.
Untuk mengawal Jawa hingga ke Laut Cina Selatan, di utara Jawa ditempatkan U-168 dan U-183. di Laut Selatan Jawa dipasang U-196. di perairan timur ditempatkan U-537. di samping itu, terdapat juga kapal-kapal selam U-195 dan U-219 yang turut mendukung operasi melawan Sekutu.
Dari berbagai pertempuran laut yang dijalaninya, para U-boat Jerman itu telah mencatat berbagai prestasi, juga kegagalan, terutama selama berada di perairan Indonesia dan sekitarnya. Memang buku-buku sejarah di Indonesia belum mencatat berbagai peristiwa itu, padahal banyak soal penting yang berkaitan dengan sejarah bangsa-bangsa. Tapi syukurlah, beberapa sejarawan dunia mencatatnya.
Invasi Jepang dan perkembangan perang menimbulkan krisis bahan baku, dan krisis itu juga dialami oleh Jerman. Di masa perang, Jerman amat membutuhkan timah, molybdenum, karet dan kina, yang semuanya harus didatangkan dari Timur Jauh. Seperti dicatat Bennet dalam bukunya yang berjudul Arca Domas, 90% kebutuhan kina dunia waktu itu dipenuhi oleh perkebunan Belanda di Jawa dan Sumatera yang telah jatuh ke tangan Jepang. Bagi Jerman, tidak mungkin mengangkut komoditi itu tanpa pengawalan angkatan laut, mengingat pelayaran yang panjang lagi berbahaya ke Eropa.
Untuk mengamankan dan membangun transportasi tertutup, Jerman memodifikasi kapal-kapal selamnya menjadi kapal kargo. Kapal U-219 yang tadinya berada di Prancis ditarik kembali untuk mengambil lempengan logam di Timur Jauh. Begitu pula U-180, U-195, dan U-234, yang tadinya dipakai sebagai kapal selam tempur, dikonversi menjadi kapal selam transportasi barang! Betapa pentingnya “misi transportasi” ini dibuktikan dari fakta ketika pada pertengahan musim gugur tahun 1945 dalam saat-saat terakhir kekuasaan Hitler, kapal-kapal selam ini masih berlayar ke Timur Jauh! Namun kapal-kapal selam U-234, U-874, dan U-875, yang memuat 170 ton merkuri, lempengan logam, dan gelas optik, tidak pernah kembali ke Eropa dan entah dimana hilang dan karamnya!
Pada akhir perang, terdapat 250 orang serdadu Jerman di Indonesia yang diangkut dengan kapal selam. Sementara itu, Perang Kemerdekaan berkecamuk antara Indonesia dan Belanda. Pada waktu itu sejumlah orang di antara mereka (serdadu-serdadu Jerman) tewas : tiga perwira dibunuh oleh orang Indonesia, lima lainnya ada yang meninggal karena sakit dan ada pula yang tertembak dalam perjalanan kereta api dari Bandung ke Jakarta. Jadi, delapan orang Jerman tewas selama periode tersebut. Sisanya menyelamatkan diri di pulau Onrust, sebelum dipulangkan kembali ke Jerman tahun 1946.
Serdadu-serdadu Jerman yang meninggal di Indonesia dimakamkan di Arca Domas, Cikopo, yang berada di kaki Gunung Pangrango, Bogor. Di pemakaman tersebut terdapat tugu yang didirikan pada tahun 1926 sebagai peringatan atas Skuadron Asiatik (Ostasiatischen Beschwader), satuan angkatan laut Jerman pada Perang Dunia I yang melakukan tugas perang di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada tanggal 1 November 1914 mereka melakukan konvoy besar-besaran di Coronel, perairan Chili. Dari situ mereka melakukan pelayaran ke Buenos Aires. Disana kapal perang Inggris yang berpangkalan di kepulauan Falkland (Malvinas) menghadang dan menyerang mereka. Dari sekian banyak kapal, hanya satu yang selamat, dan banyak serdadu Jerman yang tewas!
Kembali ke pemakaman Cikopo. Mungkin anda menyukai sajak-sajak J.J. Slauerhoff. Nah, tempat itu juga jadi semacam “kubur terhormat bagi pelaut”. Tapi bukan Cuma itu. Kuburan itu juga merupakan jejak tersendiri bagi kolonialisme Eropa di Hindia Belanda. Di situ orang bisa mengingat betapa Jerman bukan hanya pernah mengirim serdadu ke sini, tapi orang Jerman juga pernah membuka perkebunan yang amat luas disini yang kemudian sebagian kecil darinya menjadi kompleks pekuburan yang kini menjadi Arca Domas.
Deutscher_Soldatenfriedhof_in_Indonesia01
Deutscher Soldatenfriedhof, Cikopo – Bogor
Tugu Pahlawan Jerman, Arca Domas adalah sebuah kompleks yang terdiri dari sebuah tugu dan tanah pekuburan dengan sepuluh makam tentara Jerman dengan nisan berbentuk salib besi berwarna putih salju. Delapan nisan masih dikenal namanya, sementara dua lagi sudah tidak dapat dikenali dan tidak bernama. Dari batu-batu nisan ini dapat diketahui bahwa para tentara Jerman yang dimakamkan di situ meninggal dunia pada 1945. Bentuk salib nisannya menyerupai tanda tambah dan sangat besar dan berbeda dengan salib Belanda. Kompleks pekuburan kecil ini dinaungi sebuah pohon besar yang tinggi dan sangat rindang.
Tanah tempat dibangunnya makam tentara Jerman ini mulanya adalah milik dua orang Jerman bersaudara, yaitu Emil dan Theodor Hellferich. Mereka membeli tanah seluas 900 hektar di situ dan kemudian dan membangun pabrik dengan keuntungan dari perkebunan teh. Pabrik teh yang dibangun di sini dilengkapi dengan kabel pengangkut untuk membawa daun teh dari perkebunan ke pabrik.
Kakak tertua dari dua bersaudara ini adalah Karl Helfferich, yaitu mantan wakil perdana menteri di bawah Kekaisaran Jerman-Austria. Karena itulah kedua orang saudaranya kemudian membangun sebuah monumen untuk memperingati Deutsch-Östasiatisches Geschwader (Armada Jerman Asia Tenggara) yang dipimpin oleh Admiral Graf Spee yang ditenggelamkan oleh tentara Britania. Di monumen tersebut ditulis kata-kata dalam bahasa Jerman yang berbunyi: “Untuk para awak Armada Jerman Asia Tenggara yang pemberani 1914. Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich.” Sebagai penghargaan pada agama tua yang telah ada di Jawa, mereka juga membangun patung Buddha dan Ganesha di kedua sisi monumen itu.
Deutscher_Soldatenfriedhof_in_Indonesia02
Kuburan para pelaut Jerman di Deutscher Soldatenfriedhof, Cikopo – Bogor
Tugu ini diresmikan pada 1926 ketika kapal penjelajah Jerman “Hamburg” berkunjung ke Jawa. Seorang perwira muda kapal itu, Hans-Georg von Friedeburg, menulis tentang upacara itu dalam bukunya yang berjudul “32 000 Seemeilen auf blauem Wasser: Erlebnisse auf der Weltreise des Kreuzers ‘Hamburg’” (“32.000 mil laut di laut biru: Pengalaman dalam perjalanan keliling dunia dengan kapal penjelajah “Hamburg”) . Von Friedeburg di kemudian hari menjadi Admiral Jenderal dan mengakhiri hidupnya pada 23 Mei 1945 karena Jerman menyerah kalah dalam Perang Dunia II. Anak laki-lakinya, Ludwig von Friedeburg, adalah seorang sosiolog terkenal dan antara 1969-1974 menjadi menteri pendidikan di negara bagian Hessen, Jerman.
Pada 1928, Helfferich bersaudara kembali ke Jerman. Mereka menyerahkan kepercayaan pengelolaan perkebunan teh itu kepada Albert Vehring dari Bielefeld. Vehring telah banyak berpengalaman dalam mengelola perkebunan teh di Niugini.
Ketika Jerman menginvasi Belanda pada 1939, pemerintah Belanda menangkapi orang-orang Jerman yang ada di Indonesia, termasuk Albert Vehring. Perkebunan Helfferich pun diambil alih oleh Belanda. Di kemudian hari, setelah invasi Jepang ke Indonesia, Vehring berhasil bebas dan pemerintah Jerman memproklamasikan berdirinya Republik Nias. Fischer, Komisaris perusahaan Bosch, diangkat menjadi perdana menteri, sedangkan Albert Vehring menjadi menteri luar negeri.
Bersama dengan kedatangan tentara Jepang ke Indonesia, kembali pula pengaruh Jerman di wilayah ini. Pada Mei 1943, Angkatan Laut Jerman mendapat persetujuan militer Jepang untuk melakukan usaha dagang di Indonesia. Atas persetujuan Jepang pula, tanah dan vila Helfferischs di perkebunan teh Cikopo dekat Arca Domas dikembalikan kepada pihak Jerman. Albert Vehring pun kembali ke tempat itu. Daerah perkebunan ini dijadikan tempat istirahat bagi awak kapal setelah melakukan pelayaran panjang mengelilingi Afrika.
Taman makam pahlawan Jerman ini dipelihara oleh Organisasi Perawatan Taman Makam Pahlawan Jerman. Karena peraturan pemerintah Indonesia, tanah Arca Domas ini tidak dapat dibeli oleh pemerintah Jerman.
Tugu Pahlawan Jerman ini terletak di lereng Gunung Pangrango, sekitar 15 km dari Gadog, Ciawi, Jawa Barat. Jalan menuju makam ini sangat sulit dan sempit.
Jika ditempuh dari jalan raya Cikopo Selatan, perlu waktu sekira setengah jam untuk sampai ke lokasi makam di Kampung Arca Domas, Desa Sukaresmi, Kec. Megamendung, Kab. Bogor. Akan tetapi, kendaraan harus “berjibaku” dulu menempuh jalan berbatu tanpa aspal dengan jurang di satu sisi.
Makam sepuluh orang angkatan laut Nazi Jerman, dua di antaranya awak kapal selam U-195 dan U-196, di Kampung Arca Domas Desa Sukaresmi Kab. Bogor, menjadi saksi bisu kehadiran pasukan Nazi Jerman di Indonesia pada Perang Dunia II. Anehnya, tidak banyak warga setempat yang tahu keberadaan makam tentara Jerman tersebut. Mereka hanya tahu ada tempat pemakaman di ujung jalan. Padahal, di tempat terpencil itu terbaring jasad sepuluh tentara Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine) yang meninggal di Indonesia, sesaat setelah Jepang menyerah pada Sekutu, Agustus 1945.
Luas areal pemakaman yang diteduhi pohon kamboja itu, kira-kira 300 meter persegi. Sekeliling makam ditumbuhi tanaman pagar setinggi satu meter. Pintu masuknya dihalangi pagar bambu. Dekat pintu masuk, berdiri tugu peringatan Deutscher Soldatenfriedhof yang dibangun Kedubes Republik Federal Jerman di Jakarta untuk menghormati prajurit Jerman yang gugur.
Mereka adalah Komandan U-195 Friederich Steinfeld dan awak U-195, Dr Heinz Haake. Lainnya adalah pelaut Jerman, Willi Petschow, W. Martens, Wilhelm Jens, Hermann Tangermann, Willi Schlummer, Schiffszimmermann (tukang kayu kapal laut) Eduard Onnen. Dua nisan terpisah adalah makam tentara tidak dikenal (Unbekannt).
Makam itu terletak di lahan Afdeling Cikopo Selatan II Perkebunan Gunung Mas. Dahulu, makam itu dirawat PT Perkebunan XII (kini PT Perkebunan Nusantara VIII) selaku pengelola Perkebunan Gunung Mas, namun sejak beberapa tahun terakhir perawatan makam dibiayai pemerintah Jerman. Lahan yang bersebelahan dengan makam tadinya areal tanaman teh dan kina. Akan tetapi, tanaman tersebut habis dijarah, beberapa tahun lalu.
Pengamat sejarah militer Jerman di Indonesia, Herwig Zahorka, mengatakan bahwa Letnan Friederich Steinfeld meninggal di Surabaya akibat disentri dan kurang gizi saat ditawan Sekutu. Keterangan ini diperoleh dari mantan awak U-195 yang bermukim di Austria, Peter Marl (82 tahun) dan mantan awak U-195 lainnya, Martin Müller yang datang ke makam tahun 1999.
Sedangkan Letnan Satu Laut Willi Schlummer dan Letnan Insinyur Wilhelm Jens, tewas dibunuh pejuang kemerdekaan Indonesia dalam Gedung Jerman di Bogor, 12 Oktober 1945. Kemungkinan, mereka disangka orang Belanda apalagi aksen bahasanya mirip.
Letnan Laut W. Martens terbunuh dalam perjalanan kereta api dari Jakarta ke Bogor. Kopral Satu Willi Petschow meninggal 29 September, karena sakit saat di Perkebunan Cikopo, serta Letnan Kapten Herman Tangermann meninggal karena kecelakaan pada 23 Agustus tahun yang sama.
“Kendati saat itu terjadi salah sasaran karena disangka orang Belanda, namun kemudian banyak orang Indonesia mengenali ternyata mereka orang Jerman. Ini kemudian menjadikan hubungan tersebut menjadi persaudaraan,” kata Zahorka, pensiunan direktur kehutanan Jerman, yang bermukim di Bogor dan menikahi wanita Indonesia.
Mengenai keberadaan dua arca di makam tersebut, Zahorka mengatakan, arca-arca itu sengaja disimpan sebagai penghormatan kepada budaya warga setempat.
Warga Kampung Arca Domas, Abah Sa’ad (76 th), seorang saksi hidup peristiwa penguburan tentara Jerman di kampungnya, Oktober 1945. Saat itu, usianya 15 tahun. Ia ingat, prosesi pemakaman dilakukan puluhan tentara Nazi Jerman secara kemiliteran. Peristiwa itu mengundang perhatian warga.
“Waktu itu, masyarakat tidak boleh mendekat. Dari kejauhan, tampak empat peti mati diusung tentara Jerman, serta sebuah kendi yang katanya berisi abu jenazah. Tentara Jerman itu berpakaian putih, dengan dipimpin seorang yang tampaknya komandan mereka karena menggunakan topi pet,” tuturnya.
Sepengetahuan Abah Sa’ad, mulanya, makam tentara Jerman itu hanya ditandai nisan salib biasa, sampai kemudian ada yang memperbaiki makam itu seperti sekarang.
Keasrian dan kebersihan makam tersebut tidak lepas dari peran penunggu makam, Mak Emma (65) yang dibiayai Kedubes Jerman dua kali setahun. ” Biasanya, setiap tahun ada warga Jerman yang menjenguk makam pahlawan negaranya itu,” ujarnya.
Namun, dia kurang tahu sejarah makam itu karena baru diboyong suaminya (pensiunan karyawan Perkebunan Gunung Mas) 10 tahun lalu. Ia meneruskan pekerjaan suaminya (alm.) menjadi kuncen.
Kini, setiap tahun minggu kedua bulan November, yang merupakan Hari Peringatan (Commemoration Day) di Jerman, banyak orang Jerman disini yang mempunyai kebiasaan untuk berziarah ke Cikopo dan mengadakan upacara untuk mengenang korban perang.

Saya Melihat Awal Perang Dunia…

Saya Melihat Awal Perang Dunia…

KOMPAS.com — Hanya segelintir orang yang masih bisa mengisahkan bagaimana Perang Dunia II dimulai. Mereka yang bertahan hidup menuturkan bagaimana kapal perang Jerman, Schleswig-Holstein, mulai melepaskan tembakan ke sebuah benteng Polandia di Semenanjung Westerplatte, 1 September 1939 pukul 04.47.
1259161p
File foto 8 September 1939 menunjukkan tentara Jerman memeriksa puing-puing pesawat Polandia yang ditembak jatuh oleh pilot Jerman selama Perang Dunia II.
”Saya mengambil teleskop dan melihat ke arah kanal, ke kanan lalu ke kiri, lalu ke arah kapal yang sandar di pantai. Saat itu, saya melihat kilatan merah dan tembakan pertama menghantam gerbang,” ujar Ignacy Skowron (94).
Waktu itu, Kopral Skowron baru berusia 24 tahun. Dia adalah salah seorang dari 182 tentara Polandia yang mempertahankan depot transit militer di Westerplatte melawan sekitar 3.400 tentara Jerman.
”Saya langsung mengambil senapan mesin. Kami mendapat perintah dan mulai menyerang balik. Kapal perang itu lalu berlayar ke kanal dan mulai menembakkan meriam demi meriam ke arah kami,” kata Skowron.
Pada hari kedua, lanjut Skowron, sudah tiga serangan diluncurkan Jerman sebelum tengah hari. Tak lama kemudian, pesawat tempur mulai berdengung di atas mereka. ”Jerman mulai menjatuhkan bom. Rumah penjaga nomor lima hancur lebur. Lima tentara tewas,” ujarnya.
Para tentara Polandia berhasil bertahan selama enam hari berikutnya. Selain menghadapi tembakan, mereka juga berjuang melawan dingin, lapar, dan kantuk karena tidak tidur selama tujuh hari.
Dari 3.400 tentara Jerman, sebanyak 200-400 orang tewas. Sementara itu, dari 182 tentara Polandia, hanya 15-20 orang tewas.
Skowron ingat ketika komandan pasukan Jerman, Jenderal Friedrich Eberhardt, mengatakan kepada komandan pasukan Polandia, Mayor Sucharski, bahwa jika dia memiliki pasukan seperti tentara Polandia, dia bisa memerangi seluruh dunia.
Simbol
Perang Dunia II menyisakan penderitaan mendalam di Polandia. Sekitar enam juta nyawa melayang, separuh di antaranya orang Yahudi. Kendati menyakitkan, perang itu juga membangkitkan kebanggaan.
”Westerplatte adalah simbol kepahlawanan dan pertahanan Polandia yang paling penting dan paling diakui. Ini adalah pos terisolasi dengan hanya 182 tentara. Tugas mereka bertahan selama 12 jam, tetapi mereka berhasil bertahan selama tujuh hari melawan pasukan Jerman yang jumlahnya sangat besar,” kata Pawel Machcewicz, ahli sejarah Polandia.
Skowron menghadiri peringatan 70 tahun Perang Dunia II di Westerplatte. Dia dianugerahi Order Virtuti Militari, penghargaan militer tertinggi, atas jasa-jasanya.
Apakah dia merasa sebagai seorang pahlawan? ”Kita harus saling menolong. Saat teman saya berjuang, saya pun harus berjuang,” begitu jawab Skowron.
”Saya punya kenangan sedih. Kami tidak mengira bisa keluar dari sana hidup-hidup. Kami seperti burung di dalam sangkar,” kenangnya

Perang Dunia kedua

Sea Unearths Secret Nazi Bunkers That Lay Hidden For More Than 50 Years

 Three Nazi bunkers on a beach have been uncovered by  violent storms off the Danish  coast, providing a store of material  for history buffs and military  archaeologists.

The bunkers were found in  practically the same condition as they were  on the day the last Nazi soldiers left them, down to the tobacco in one trooper‘s pipe and a half-finished bottle of  schnapps.
This bunker was entombed under the sand dunes until a violent storm swept away the sands three months ago
The bunkers had not been touched since the war
The bunkers were three of 7,000 built by the Germans  as part of Hitler’s  ‘Atlantic  Wall‘ from Norway to the south of France. 
But while the vast majority were almost immediately  looted or destroyed, these three were entombed under the sand dunes of  a remote beach near the town of Houvig since 1945. 
They  were uncovered only because recent storms sent giant waves cascading over them, sweeping away the sand and exposing glimpses of the cement and iron  structures.
Kim Clausen, curator of the Ringkoebing-Skjern museum views a heater retrieved from the bunker
Stamps of the German Eagle of Adolf Hitler and the Swastika were also retrieved
They were located by two nine-year-old boys on holiday with their parents, who then informed the authorities.
Archaeologists were able to carefully force a way, and were astounded at what they found.
‘What’s so fantastic is that we found them completely furnished with beds, ‘chairs, tables, communication systems and the personal effects of the soldiers who lived inside,’ says Jens Andersen, the curator of the Hanstholm museum.
The discovery of the fully-furnished bunkers was  “unique in Europe,” said  Bent Anthonisen,  a Danish expert on European bunkers.
Expert Tommy Cassoe: ‘It was as if the Nazis had just left yesterday’
And a third expert, Tommy Cassoe, enthused: “It was like entering the heart of a pyramid with mummies all around.  Wat I saw blew me away: it was as if the German soldiers had left only  yesterday.”
The team working with Cassoe  emptied the structures within a few days of boots,  undergarments, socks, military stripes, mustard and aquavit bottles, books, inkpots, stamps featuring Hitler, medicines, soda bottles, keys, hammers and other objects.
All of the objects from the shelters have been taken to the conservation  centre at Oelgod museum, some 20 miles from the beach  to be  examined.
 The centre’s German curator, Gert Nebrich, judged the find ‘very  interesting because it is so rare.’
‘”We don’t expect contemporary objects like these to be so well preserved.  Maybe it’s because they were kept for 60 years in the cold and dark like in a  big vacuum,” he says, carefully showing four
stamps featuring Hitler’s image and  the German eagle, found in one bunker.
The Germans left the bunkers in May 1945 after the Nazi surrender.
Historical records show that  Gerhard Saalfed was a 17-year-old soldier  with the German army when he  arrived at the bunker in January 1945. 
Germany surrendered on May 8 1945,  but it wasn‘t until two days later that he and his fellow soldiers left their remote station.
They shut the steel doors of the bunker behind them on their remote beach  and went to the nearest town ten miles away to surrender. 
‘The remote  location of the bunkers and the drifting sands that covered them saved  them from being ransacked,“ said Cassoe.

Asal usul

Rahasia Nama-Nama Kampung Betawi

Posted on by Indra berbagi ilmu .

Boplo di kawasan Menteng/Cikini yang berasal dari nama NV De Bouwploeg, sebuah perusahaan real estate yang membangun kawasan Menteng tahun 192-1930-an diganti jadi Jl RP Panji Suroso. Nama Kampung Sawah Besar yang hampir seusia kota Jakarta diganti jadi Jl Samanhudi, Jakarta Pusat.

Download Rocket Dock


Ini adalah untuk mempercantik layar deskop anda dan itu adalah Rocket dock, ,RocketDock merupakan peluncur, aplikasi animasi lancar dicampur alpha. Ini menyediakan antarmuka yang bersih yang bagus untuk menjatuhkan shortcut pada untuk akses mudah dan organisasi. Dengan setiap item sepenuhnya disesuaikan tidak ada akhir untuk apa yang Anda dapat menambah dan memulai dari dermaga.

Sekarang dengan dukungan ditambahkan Taskbar windows Anda diminimalkan dapat muncul sebagai ikon di dermaga. Hal ini memungkinkan untuk produktivitas yang lebih baik dan aksesibilitas.

fitur:

     * Minimalkan jendela untuk dermaga
     * Jendela preview Real-time di Vista
     * Menjalankan aplikasi indikator
     * Sederhana drag-n-drop interface
     * Multi-monitor dukungan
     * Mendukung dicampur alpha PNG dan ICO ikon
     * Ikon zoom dan transisi lancar
     * Auto-hide dan Popup pada mouse
     * Posisi dan pilihan layering
     Sepenuhnya disesuaikan *
     * Sepenuhnya Portabel
     * ObjectDock Docklet dukungan
     * Kompatibel dengan MobyDock, ObjectDock, RK Launcher, dan kulit Dock y'z
     * Berjalan besar pada komputer lambat
     * Unicode compliant
     * Mendukung banyak bahasa dan dengan mudah dapat diterjemahkan
     * Sebuah basis user friendly
     * Dan terbaik dari semua ... yang GRATIS!
untuk anda yang mau menDownload RocketDock Klik DISINI

Daftar Alamat Situs Driver

Oke sobat jika anda bingung mencari alamat situs Driver carilah dan telusuri alamat tersebut.         Keberadaan software driver pada komputer dapat dikatakan cukup penting, agar suatu komponen yang terpasang dapat berjalan dengan sempurna, bahkan agar komputer dapat bekerja dengan maksimal, beberapa driver dari komponen-komponen yang ada perlu dilakukan update.

Hal yang sering dialami adalah, kadang-kadang tanpa disadari, beberapa driver dari komponen yang terpasang pada komputer rusak, sedangkan cd driver yang disertakan pada paket penjualan beberapa komponen yang terpasang tersebut tidak jelas diletakkan dimana atau terselip bahkan hilang, padahal driver tersebut sangat kita butuhkan.

Apabila hal ini yang terjadi, salah satu jalan keluar yang dapat kita lakukan untuk memperoleh kembali software driver tersebut adalah mencari software driver tersebut di internet pada situs-situs yang meyediakan software driver tersebut.
Berikut adalah Daftar Alamat Situs Driver yang dapat kita gunakan sebagai alternatif apabila cd driver yang kita miliki rusak/hilang atau mungkin meng-update beberapa software driver dari komponen yang terpasang pada komputer.
Beberapa Daftar Alamat Situs Driver
"Semoga bermanfaat bagi anda yang menelusuri situs-situs ini"